KARYA ILMIAH
Pemanfaatan Tanaman Cocor Bebek
( Kalanchoe pinata Pers) sebagai Obat Amandel
Persyaratan untuk mengikuti ujian akhir sekolah
SMP Muhammadiyah 4 Gempol
Jl. Raya 146-A Gempol
tlp(0343) - 852425
Tahun pelajaran 2013/2014
Lembar Pengesahan
Pembimbing I
Pembimbing II
Waroh,
S.pd Drs.H. Asmuni K.
Mengetahui
Kepala SMP Muhammadiyah 4 Gempol
Mukhammad Lutfi, S.pd
KATA PENGANTAR
Kami
bersyukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik, dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “Penghijauan di
lingkungan sekolah” tepat pada waktunya. Karya tulis ini dapat diselesaikan
dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak, seperti para
anggota kelompok satu. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebanyak banyaknya kepada guru pembimbing kami, serta kepada anggota kelompok
yang lainya.
Karya
tulis ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok terstruktur mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas IX semester II, dengan tema “Penghijauan di lingkungan
sekolah” Karya tulis ini merupakan hasil penelitian yang kami lakukan di
halaman sekolah dengan fasilitas internet, kami menyadari bahwa penulisan karya
tulis ini, masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan. Akhirnya, kami berharap agar karya tulis ini,
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat secara umum dan masyarakat Gempol
khususnya.
Gempol, 03 Nov 2014
Penulis,
DAFTAR
ISI
Judul............................................................................................................ i
Lembar
Pengesahan
.................................................................................... ii
Kata
Pengantar ............................................................................................
iii
Daftar Isi
..................................................................................................... iv
Daftar
Gambar ............................................................................................ iv
Abstrak......................................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUIAN
1.1. Latar
Belakang......................................................................................... 1
1.2.
Identifikasi
Masalah................................................................................. 1
1.3.
Tujuan.......................................................................................................
2
1.4.
Manfaat
.................................................................................................... 2
BAB II. TELAAH PUSTAKA
2.1.
Tanaman Cocor Bebek...............................................................................
3
2.1.1. Deskripsi Tanaman Cocor
Bebek................................................ 4
2.1.2. Daerah
Penyebaran...................................................................... 5
2.1.3. Morfologi Cocor
Bebek............................................................... 5
2.1.4. Anatomi Cocor Bebek
................................................................ 6
2.1.5 . Fisiologi Cocor Bebek
............................................................... 6
2.1.6. Kandungan
Kimia........................................................................ 7
2.2.
Manfaat Tanaman Cocor Bebek................................................................
7
2.2.1. Penyakit yang dapat Disembuhkan
dengan Cocor Bebek .......... 7
2.2.2 Berbagai Resep Pengobatan
.......................................................... 8
2.2.3. Penyakit Amandel
......................................................................... 9
2.2.4. Tumbuhan yang dapat Menyembuhkan Amandel
........................ 10
BAB III. METODOLOGI
3.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
.................................................................. 11
3.2. Alat
dan Bahan .........................................................................................
11
3.3. Cara
Kerja ................................................................................................
11
3.4. Pengujian .................................................................................................
12
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Kelemahan/ kekurangan ...........................................................................
14
4.2.
Kelebihan ..................................................................................................
14
BAB V. PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
...............................................................................................
15
5.2. Saran
.........................................................................................................
15
DAFTAR
PUSTAKA
.................................................................................... 16
ANGGOTA
KELOMPOK SATU ................................................................. 17
DAFTAR
GAMBAR
1.
Tumbuhan cocor bebek
.............................................................................. 3
2. Buah
cocor bebek
...................................................................................... 4
3. Daun
cocor bebek
...................................................................................... 5
4. Bunga
cocor bebek
.................................................................................... 5
5. Tunas
cocor bebek .................................................................................... 6
6. Hasil
pemarutan
....................................................................................... 11
7. Proses
penyaringan .................................................................................. 12
8. Hasil
penelitian
........................................................................................ 12
ABSTRAK
Ramuan tanaman herbal dari hari ke
hari semakin dicari masyarakat. Hal ini disebabkan resep pengobatan menggunakan
ramuan obat tanaman herbal banyak terbukti menyembuhkan. Cocor bebek salah satu
tanaman herbal telah dikenal nenek moyang kita sejak dahulu kala sebagai
tanaman herbal yang dapat megobati berbagai macam penyakit.
Tanaman cocor bebek merupakan sarana
pegngobatan alternatif Cina yang mudah dikembangbiakkan. Daunnya yang cukup
tebal, selain banyak mengandung air juga menyimpan bebagai bahan kimia yang
bermanfaat bagi kasehatan. Warna daun hijau muda (kadang-kadang abu-abu). Bunga
majemuk dan buah kotak. Cocor bebek yang mempunyai rasa sedikit asam, lunak dan
dingin ini juga mengandung zat asam lemon, zat asam apel, vitamin C, flafonoid,
alkanoid, querceti9n-3-diarabenoside, dan kaemferol-3-glukoside. Kandungan
kimia tersebut membuat cocor bebek biasa digunakan untuk berbagai macam
pengobatan. Cocor bebek selain antitumor juga mempunyai sifat anti radang,
menghentian pendarahan dan mengurangi pembengkakan, dan mempercepat penyembuhan
luka.
Tanaman yang berasal dari Madagaskar
ini tersebar di daerah tropik seperti Asia, Australia, Selandia Baru, India
Barat, Makaronesia, Maskarenes, Galapagos, Melanesia, Polinesia, dan Hawai. Di
banyak daerah tersebut seperti di Hawai tanaman ini dianggap sebagai tanaman
spesies yang invasif. Alasan utama penyebarannya yang besar adalah karena
kepopuleran tanaman ini sebagai tanaman hias.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Negara
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam terbesar dari
beberapa negara yang ada di bumi ini. Kekayaan alam itu berupa hasil tambang,
laut, hutan tropis, dll. Salah satu dari berbagai macam kekayaan alam Indonesia
yaitu keanekaragaman flora yang sangat beragam. Dari rumput-rumput ilalang,
hingga pohon-pohon yang besar tumbuh subur di bumi Indonesia ini. Salah satu
faktornya yaitu tingkat kesuburan tanah.
Sebagian besar tanah di Indonesia
yaitu tanah subur yang berpotensi pada mata pencaharian penduduknya sebagai
petani. Oleh sebab itu, Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Tanah di
Indonesia dapat ditanami berbagai macam jenis tanaman, seperti tanaman pangan,
palawija, buah-buahan, tanaman obat, dan lain sebagainya. Selain itu tanah
Indonesia juga banyak ditanami berbagai tanaman tradisional yang biasa
digunaksn untuk pengobatan. Tanaan itu dikenal dengan sebutan tanaman herbal.
Tanaman herbal tersebut lantas diolah sedemikian rupa sehingga dapat segera
dirasakan manfaatnya. Hasil pengolahan berbagai tanaman herbal ini dalam
istilah kesehatan dikenal juga dengan obat herbal. Salah satu tanaman obat yang
sejak zaman nenek moyang kita telah dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai
macam penyakit yaitu cocor bebek.
Sejak puluhan abad yang lalu sampai
sekarang mutu obat tradisional tidak rendah dari obat modern. Dan kini kita
menyaksikan tidak hanya penyakit-penyakit ringan saja, tetapi penyakit berat
semacam tumor, kanker dapat disembuhkan berkat obat tradisional. Cocor bebek
dikenal masyarakat luas hanyalah sebagai tanaman hias ataupun sekedar tanaman
pagar. Namun, dibalik itu semua, cocor bebek mengandung berbagai macam zat-zat
yang dapat dipergunakan sebagai obat.
Kebanyakan
masyarakat luas mengetahui bahwa penyakit amandel dapat disembuhkan dengan
operasi. Namun, dengan adanya tanaman herbal penyakit amandel dapat disembuhkan
tanpa operasi. Dengan semangat back to nature
( kembali
ke alam ), mendorong penulis untuk memanfaatkan cocor bebek sebagai ramuan
herbal untuk pengobatan penyakit amandel.
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah
tanaman cocor bebek dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit amandel?
2.
Bagaimana cara pemanfaatan cocor bebek menjadi ramuan obat herbal?
3.
Apasajakah penyakit yang dapat disembuhkan dengan cocor bebek?
1.3.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas,
tujuan yang dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui cara pemanfaatan cocor bebek menjadi ramuan
obat herbal.
2. Mengatahui penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan
dengan cocor bebek.
3. Mendapatkan pengetahuan lebih dalam tentang tanaman cocor
bebek dan kandungan yang terdapat didalamnya.
1.4.
Manfaat
Penelitian ini memiliki manfaat
sebagai berikut:
1. Memberi
informasi baru tentang pemanfaatan cocor bebek kepada masyarakat.
2.
Mendorong masyarakat untuk membudidayakan cocor bebek.
3. Dengan
mempelajari ramuan tradisional berarti kita telah berupaya melestarikan budaya
bangsa dan memahami cara berobat cepat, mudah, dan lebih murah.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1.Tanaman
Cocor Bebek
Selama ini tanaman cocor bebek lebih
sering digunakan sebagai penghias halaman rumah.Namun, tanaman yang berasal
dari Madagaskar ini ternyata juga berkhasiat obat. Ia bisa digunakan sebagai
obat, baik obat luar maupun dalam.
Cocor bebek dalam bahasa Latin
dikenal dengan nama Kalanchoe pinnata Pers. Daunnya yang cukup tebal, selain
banyak mengandung air, juga menyimpan berbagai bahan kimia yang bermanfaat bagi
kesehatan.
Terna tahunan yang berasal dari
Madagaskar, tersehar di daerah tropik. Tinggi ± 1m, dipelihara di pekarangan
rumah atau tumbuh liar di tepi jurang, pinggir jalan dan tempat-tempat yang
tanahnya berbatu-batu, daerah panas dan kering. Tumbuh sampai ± 1.000 m di atas
permukaan laut. Tanaman herbal berdaging pada pangkalnya agak berkayu, tegak,
tinggi 0,3-2 m. Sebuah situs kesehatan, National Center for Biotechnology
Information, menyebutkan bahwa
bufadienolides yang terdapat pada sosor bebek bersifat antitumor.
Penelitian
yang dilakukan oleh Supratman beserta rekan-rekan dari Divisi Biokimia Terapan
Osaka Prefecture University di Sakai, Jepang, menunjukkan bahwa isolasi
terhadap lima bufadienolides dari daun sosor bebek mempunyai efek menghambat
pengaktifan antigen awal virus Epstein-Barr (EBV-EA) pada sel Raji yang
disebabkan oleh tumor.
Selain bufadienolides, sosor bebek
yang mempunyai rasa sedikit asam, lunak, dan dingin ini juga mengandung zat
asam lemon, zat asam apel, vitamin C, alkaloid, flavonoid,
quercetin-3-diarabinoside, dan kaempferol-3-glucoside.
Kandungan kimia tersebut membuat sosor
bebek bisa digunakan untuk berbagai pengobatan. Sosor bebek selain antitumor
juga mempunyai sifat antiradang, menghentikan perdarahan, mengurangi
pembengkakan, dan mempercepat penyembuhan luka. Masyarakat China kerap
menggunakan sosor bebek sebagai ramuan untuk mengatasi masalah pencernaan,
muntah darah, dan gangguan pada telinga ataupun tenggorokan. Kemudian, sosor
bebek juga digunakan untuk mengatasi trauma luka akibat kecelakaan, memar,
ataupun perdarahan. Hal ini terutama dikarenakan sifat daun sosor bebek yang
dingin.
Cocor bebek populer digunakan
sebagai tanaman hias di rumah tetapi banyak pula yang tumbuh liar di
kebun-kebun dan pinggir parit yang tanahnya banyak berbatu. Cocor bebek
memiliki batang yang lunak dan beruas. Daunnya tebal berdaging dan mengandung
banyak air. Warna daun hijau muda (kadang kadang abu-abu). Bunga majemuk, buah
kotak. Bila dimakan cocor bebek rasanya agak asam dan dingin.
Cocor bebek menjadi tanaman yang
umum di daerah beriklim tropika seperti Asia, Australia, Selandia Baru, India
Barat, Makaronesia, Maskarenes, Galapagos, Melanesia, Polinesia, dan Hawai. Di
banyak daerah tersebut, seperti di Hawai, tanaman ini dianggap sebagai spesies
yang invasif. Alasan utama penyebarannya yang besar adalah karena kepopuleran
tanaman ini sebagai tanaman hias.
2.1.1
Deskripsi Tanaman Cocor Bebek
Cocor
bebek memiliki batang yang lunak dan beruas. Daunnya tebal berdaging dan
mengandung banyak air. Warna daun hijau muda (kadang kadang abu-abu). Bunga
majemuk dan buah kotak. Bila di makan cocor bebek rasanya agak asam dan dingin.
Nama
daerahnya antara lain, cakar itek (sunda), didingin banen (Aceh), daun sejuk,
sapohoni (Palembang), ceker bebek, cocor bebek (Melayu). Tanaman ini berbunga
mulai pada bulan April-Agustus.
Klasifikasi
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Rosales
Famili : Crassulaceae
Genus : Kalanchoe
Spesies : Kalanchoe waldheimii Raym.-Hamet & H. Perrier
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Rosales
Famili : Crassulaceae
Genus : Kalanchoe
Spesies : Kalanchoe waldheimii Raym.-Hamet & H. Perrier
2.1.2
Daerah Penyebaran
Cocor bebek menjadi tanaman yang
umum di daerah beriklim tropika seperti Asia, Australia, Selandia Baru, India
Barat, Makaronesia, Maskarenes, Galapagos, Melanesia, Polinesia, and Hawaii. Di
banyak daerah tersebut, seperti di Hawaii, tanaman ini dianggap sebagai spesies
yang invasif. Alasan utama penyebarannya yang besar adalah karena kepopuleran
tanaman ini sebagai tanaman hias.
2.1.3.
Morfologi Tanaman Cocor Bebek
Daun: berbatang basah, daun tebal
pinggir beringgit, banyak mengandung air, bentuk daunnya lonjong atau bundar
panjang, panjang 5 - 20 cm, lebar 2,5-15 cm, ujung daun tumpul, pangkal
membundar, permukaan daun gundul, warna hijau sampai hijau keabu-abuan. Daun
tunggal atau kelihatan seolah-olah berbilang 3 atau menyirip berdaun 5. Daun
atau tajunya memanjang atau oval, dengan ujung yang tumpul, beringgit atau
beringgit rangka p, 5-20 kali 2,5-15 cm.
Batang: segi empat, lunak, beruas,
warna hijau. Batang segi empat tumpul atau hampir membulat bunga berbilangan
atau kelipatan empat, menggantung, pada mulai yang tegak tidak rapat. Bunga :
bentuk malai, mahkota bentuk corong warna merah dan kelopak berdaun lekat. Buah
kotak, warna ungu bernoda putih, buah silindris, melembung 1,5- 4 cm
panjangnya, taju pendek.
Mahkota bentuk periuk atau lonceng,
jelas menyempit di atas pangkal yang melebar, di atasnya lagi melebar, panjang
3,5-5,5 cm, bagian yang muncul di atas kelopak merah, pangkal tabung dengan 8
lipatan yang dalam, taju bulat telur bentuk lanset, bentuk ekor yang meruncing.
Benang sari, dua lingkaran.tangkai putik panjang. Helaian sisik segi empat.
2.1.4. Anatomi Tanaman Cocor Bebek
Pada penampang melintang melalui
tulang daun tampak epidermis atas yang terdiri dari satu lapis sel berbentuk
empat persegi panjang, kutikula tipis, stomata sedikit. Epidermis bawah terdiri
dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis, stomata lebih
banyak daripada epidermis atas. Di dalam mesofil tidak terdapat jaringan
palisade, jaringan bunga karang terdiri dari sel-sel yang besar hampir
bundar,berisi lender, terdapat sedikit hablur kalsium oksalat berbetuk prisma.
Pada tulang daun terdapat pembuluh tipekolateal, pada bagian bawah berkas
pembuluh terdapat beberapa lapis jaringan kolenkim, pada bagian bawah tulang
daun terdapat 1 sampai 2lapis jaringan kolenkim. Pada sayatan paradermal tampak
epidermis atas dan epidermis bawah berebtuk polygonal, dinding sedikit
berombak, stomata tipe anomositik.
Serbuk berwarna hijau kotor
keabu-abuan. Fragmen pengenal adalah epidermisa atas dinding sedikit berombak
dengan stomata anomisitik, epidermis bawah dinding sedikit bergelombang dengan
stomata lebih banyak, mesofil meliputi dari sel besar, bentuk bundar, dinding
tipis, di dalamnya kadang-kadang ada hablur kalsium, oksalat bentuk prisma,
berkas pembuluh xilem dengan penebalan tangga dan spiral.
2.1.5.
Fisiologi Tanaman Cocor Bebek
Tanaman cocor bebek merupakan
tanaman yang melakukan fotosintesis C3. Dalam sintesis C3, CO2 difiksasi ke
gula berkarbon lima, yaitu ribulosa bifosfat (RuBP) oleh enzim karboksilase
RuBP (rubisko). Molekul berkarbon enam yang terbentuk tidak stabil dansegera
terpisah menjadi dua molekul fosfogliserat (PGA). Molekul PGA
merupakankarbohidrat stabil berkarbon tiga yang pertama kali terbentuk sehingga
cara tersebut dinamakan sintesis C3.
Molekul PGA bukan molekul berenergi
tinggi. Dua molekul PGA mengandung energi yang lebih kecil dibandingkan satu
molekul RuBP, sehingga fiksasi CO2 berlangsung spontan dan tidak memerlukan
energi dari reaksi terang (fotosintesis). Untuk mensintesis molekul berenergi
tinggi, energi dan electron dari ATP maupun NADPH hasil reaksi terang digunakan
untuk mereduksi tiap PGA menjadi fosfogliseraldehida (PGAL). Dua molekul PGAL
dapat membentuk satu molekul glukosa. Satu siklus Calvin telah lengkap bila
pembentukan glukosa disertai dengan regenerasi RuBP. Satu molekul CO2 yang
tercampur menjadi enam molekul CO2. Ketika enam molekul CO2 bergabung dengan
enam molekul RuBP dihasilkan satu glukosa dan enam RuBP sehingga siklus dapat
dimulai kembali.
2.1.6
Kandungan Kimia
·
Appelzuur
·
Damar
·
Zat lendir
·
Magnesium malat
·
Kalsium oksalat
·
Asam formiat
·
Tannin
·
Saponin
·
Flvonoid
·
Quercetin-3-glukoside
·
Polifenol
·
Asam lemon
·
Asam apel
·
Vitamin C
·
Bryophyliin
·
Glukosa
2.2.
Manfaat Tanaman Cocor Bebek
2.2.1
Penyakit yang Dapat Diobati dengan
Cocor bebek
· Amandel
· Ambeien
· Batu
ginjal
· Bisul
· Demam
· Diare
· Disentri
·
Hipertensi
· Infeksi
· Kencing
terasa nyeri
· Kepala
pusing
· Memar
· Muntah
darah
·
Radanglambung
2.2.2.
Berbagai Resep Pengobatan
1.
Ramuan untuk obat demam:
·
rebus lima lembar daun cocor bebek
·
2-3 gelas air.
·
Daun direbus selama 30 menit dengan
api kecil,
·
minum air rebusan dua kali sehari.
·
Bisa juga daun dipotong-potong tanpa
direbus kemudian tempelkan pada perut.
2.
Ramuan untuk obat haid tidak
teratur:
·
giling halus 10 lembar daun cocor
bebek,
·
5 jari labu air,
·
5 buah majakan,
·
1 buah mentimun,
·
10 lembar daun dadap srep,
·
10 lembar daun sambaing colok,
·
tambahkan air garam secukupnya.
·
Kemudian diusapkan ke perut, lalu
balut dan lakukan dua kali sehari.
3.
Ramuan untuk luka:
·
cuci 10 lembar daun cocor bebek,
·
giling sampai halus,
·
tambahkan 1 sendok makan air kapur
sirih.
·
Usapkan pada luka dan bebat dengan
kain bersih. Lakukan dua kali sehari.
4.
Ramuan untuk obat bisul yaitu:
·
cuci enam lembar daun cocor bebek
dan giling sampai halus.
·
Tambahkan air garam secukupnya.
·
Usapkan pada bisul dan sekelilingnya
kemudian balut. Lakukan 1-2 kali sehari sampai sembuh.
5.
Ramuan untuk obat perut mulas:
·
Tumbuk beberapa helai daun dadap
serep dengan beberapa lembar daun sosor bebek.
·
Tambahkan sedikit air.
·
Balurkan ramuan tersebut pada perut
6.
Ramuan untuk obat radang telinga
luar:
· Lumatkan 5-10 lembar daun sosor bebek, lalau peras.
· Airnya digunakan sebagai obat tetes telinga.
2.2.3 Penyakit
Amandel
Amandel atau tonsil adalah kumpulan jaringan limfoid yang terletak pada kerongkongan
di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut. Amandel atau Tonsil
berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara
menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan, oleh
karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan.
Peradangan pada tonsil disebut
dengan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah satu
gangguan THT (Telinga Hidung & Tenggorokan). Tonsilitis dapat
bersifat akut atau kronis. Bentuk akut yang tidak parah biasanya berlangsung
sekitar 4-6 hari, dan umumnya menyerang anak-anak pada usia 5-10 tahun. Sedangkan
radang amandel/tonsil yang kronis terjadi secara berulang-ulang dan berlangsung
lama.
Radang amandel/tonsil (tonsilitis)
disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A
streptokokus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis
lain atau oleh infeksi virus. Pada radang amandel yang akut biasanya dimulai
dengan gejala sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit saat
menelan makanan, kadang-kadang muntah.
Tonsilitis dapat menyebabkan amandel
menjadi bengkak, panas, gatal, sakit pada otot dan
sendi, nyeri pada seluruh badan, kedinginan, sakit kepala, dan sakit pada
telinga. Kelenjar getah bening melemah di dalam daerah submandibuler. Bagian
belakang tenggorokan akan terasa mengerut sehingga sukar menelan.
Pada
tonsilitis kronis dapat mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan dan keluar
nanah pada lekukan tonsil. Serangan terjadi secara berulang-ulang, tonsil
kelihatan membesar, merah, dan terjadi abses (berbintik-bintik nanah berwarna
putih kekuning-kuningan). Pembesaran tonsil/amandel bisa sangat besar sehingga
tonsil kiri dan kanan saling bertemu dan dapat mengganggu jalan pernapasan.
Peradangan tonsil yang akut ataupun
pembengkakan tonsil yang tidak terlalu besar dan tidak menghalangi jalan
pernapasan, serta tidak menimbulkan komplikasi tidak perlu dilakukan
pembedahan/operasi, karena tonsil yang terbuat dari jaringan getah bening dapat
berfungsi mencegah tubuh agar tidak terkena penyakit yang berhubungan dengan
infeksi.
Gejala
–gejala penderita radang amandel
Keluhan seseorang yang menderita radang amandel biasanya adalah:
- Nyeri pada tenggorokan dan sakit pada saat menelan
makanan
- Ludah yang terasa pahit
- Mual, muntah dan berubahnya suara
- Anak-anak sering buang air ludah
- kadang-kadang penderita tidak mau minum atau makan lewat
mulut.
- Mudah loyo dan sakit pada otot dan persendian
- Ketika dilakukan pemeriksaan, dapat terlihat amandel
yang membengkak, merah, terkadang adanya pembengkakan pada daerah leher.
Hal lain
yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengobati radang amandel atau
Tonsilitis adalah :
·
Jangan minum es, sirop, es krim,
makanan dan minuman yang didinginkan, gorengan, makanan awetan yang diasinkan,
dan manisan.
·
Berkumur air garam hangat 3-4 kali sehari.
·
Menaruh kompres hangat pada leher
setiap hari.
·
diberikan terapi antibiotik (atas
petunjuk dokter) apabila ada infeksi bakteri dan untuk mencegah komplikasi.
·
Istirahat yang cukup.
2.2.4.Tumbuhan yang dapat menyembuhkan amandel
1.
Sambiloto (Andrographis peniculata)
2.
Sambung nyawa
3.
Kunyit (Curcuma Domestica Val.)
4.
Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
5.
Akar kembang
6.
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
7.
Kencur (Kaemferia galangal L.)
8.
Jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)
9.
Keladi tikus (Typhonium Flagelli forme/ Rodent Tuber)
10.
Benalu jeruk (Loranthus spec)
11.
Cakar ayam (Salaginella doederleinii)
12.
Rumput mutiara (Hedyotis cotymbosa)
13.
Daun duduk (Desmodium triquetrum D.C)
BAB III
METODOLOGI
3.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada:
Hari
: Kamis
Tanggal : 16
Januari 2014
Tempat : di Desa Patuk Rt/Rw, Gempol, Pasuruan
3.2.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
1.
daun cocor bebek
2.
air dingin dan air matang secukupnya
3.
parut atau penumbuk
4.
panci kecil
5.
saringan
6.
sendok makan
7.
gelas
8.
kain tipis untuk memeras
9.
piring
3.3.
Cara Kerja
Langkah kerja dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
1.
Siapkan semua alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
2.
Ambillah 5-10 lembar daun cocor bebek yang utuh dan dalam keadaan tidak berjamur ataupun berlubang.
3.
Cucilah sampai bersih, setelah itu bilas dengan air masak yang sudah
disediakan.
4.
Parut sampai habis atau dapat juga ditumbuk sampai halus.
|
|
Hasil
pemarutan
|
5.
Peraslah hasil pemarutan tersebut.
6.
Kemudian saring sampai benar-benar terpisah antara air dengan ampasnya.
|
||
Proses
penyaringan
|
|
7.
Gunakan hasil penyaringan sebagai obat kumur.
|
|||
|
3.4.
Pengujian
3.4.1.
Warna
Obat tanaman herbal ini setelah
mengalami beberapa proses pengujian menghasilkan air yang berwarna hijau tua.
Hal ini sesuai dengan warna daun cocor bebek yang hampir di semua bagian
daunnya mengandung banyak klorofil (zat hijau daun).
3.4.2.
Bau
Sesuai dengan hasil pengujian,
proses pengolahan ramuan tanaman herbal ini memiliki bau yang khas sama seperti
jamu ramuan tradisional lainnya. Baunya tidak terlalu menyengat, apalagi
seperti obat-obatan berbahan dasar zat kimia. Namun, apabila sudah melewati
batas ketahanan obat baunya akan berubah tidak sedap.
3.4.3.
Batas waktu ketahanan obat
Obat ini termasuk dalam obat
berkategori sekali pakai, sehingga obat ini tidak dapat bertahan lama. Batas
waktu maksimal yaitu kurang lebih 2 hari. Dikarenakan obat ramuan herbal alami
ini tidak disertai bahan kimia semacam pengawet. Apabila lebih dari 2 hari obat
ini akan mengalami beberapa perubahan diantaranya:
a) Warna menjadi hijau kusam atau tidak segar.
b) Tumbuh jamur
c) Disertai bau yang tidak sedap.
d) Menjadi berlendir
1.
Zat-zat kandungan obat
Obat ramuan herbal ini, mempunyai
rasa sedikit asam dan dingin juga mengandung zat asam lemon, zat asam apel,
vitamin C, alkaloid, flafonoid, quercetin-3-diarabinoside.
Kandungan
kimia tersebut membuat cocor bebek biasa digunakan untuk berbagai pengobatan
diantaranya antitumor, antiradang, menghentikan pendarahan mengurangi
pembengkakan, dan mempercepat penyembuhan luka. Selain zat-zat tersebut cocor
bebek memiliki daun yang tebal berdaging sehingga mengandung banyak air.
2.
Efek samping
Pengobatan di zaman modern sekarang
ini, banyak menggunakan obat-obatan yang serba modern pula, namun hal ini tidak
sesuai dengan kesehatan tubuh kita, karena pengolahan obat-obatan modern tidak
jarang menggunakan campuran berbagai zat-zat kimia. Hal ini akan menyebabkan
efek samping. Efek samping yang ditimbulkan datang dari pengaruh kimia yang
terkandung dalam obat-obatan tersebut. Meskipun dirasa ampuh jika terlalu
sering mengonsumsi obat-obatan kimia dalam jangka waktu yang panjang akan
menyebabkan ketergantungan.
Dengan memanfaatkan tanaman herbal
sebagai bahan pengobatan dapat meminimalisir efek samping yang ditimbulkan
bahkan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek samping. Sehingga aman bagi
kesehatan dan hasilnyapun terbukti menyembuhkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan yang dilakukan
penulis, dapat diuraikan beberapa hal mengenai hasil penelitian diatas yaitu:
4.1.
Kelemahan/Kekurangan
1.
Air hasil perasan daun cocor bebek tidak dapat digunakan dalam waktu lama,
harus segera diminum.
2.
Cara ini masih terlalu tradisional.
3.
Poses penyembuhan membutuhkan kurun waktu yang sedikit lama.
4.2.
Kelebihan
1.
Tanaman cocor bebek sangat mudah ditemukan didaerah sekitar kita
2. Penelitian tidak membutuhkan waktu yang lama, dapat
menghemat waktu dan biaya.
3.
Peralatan yang digunakan sederhana dan mudah didapat
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Dari penelitian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa:
5.1.1. Tanaman cocor bebek yang dikenal masyarakat luas
sebagai tanaman hias atau tanaman pagar,
ternyata memiliki manfaat yang sangat banyak dalam hal pengobatan penyakit.
5.1.2. Meskipun tanaman cocor bebek banyak tumbuh di sekitar
kita, namun masyarakat belum memanfaatkannya
secara maksimal.
5.1.3. Memanfaatkan tanaman herbal yang tumbuh di Indonesia
terlihat lebih bijak, selain dapat meminimalisir
efek samping, harga yang diperoleh dari ramuan herbal juga cenderung lebih terjangkau.
5.2
Saran
5.2.1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai
pemanfaatan tanaman cocor bebek agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
5.2.2.
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan yang terdapat dalam
cocor bebek.
5.2.3.
Perlu adanya publikasi kepada masyarakat luar mengenai hasil-hasil yang tepat
guna.
DAFTAR PUSTAKA
http://info-obat-herbal-alami.blogspot.com/2010/10/obat-herbal-menyembuhkan-amandel.
http://cossierandi.com/cara-mengatasi-dan-mengobati-radang-amandel-secara-alamiah-tanpa-operasi.html
Nama Kelompok I
Kelas
IX-A :
·
Badiyah Izza Insani (1657)
·
Mifthakul Anwar (1636)
·
Metha Karina (1637)
·
Renaldy Wahyu C.S (1643)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar